ULANG
TAHUN Ibu tinggal dua hari lagi. Namun, Desi belum menemukan apa yang cocok
buat Ibu. Baju, sepatu, atau parfum ya? Pikirnya. Kalu baju, setahun yang lalu
Kak Yuni sudah memberikan hadiah baju. Waktu itu, Ibu tampak terkejut dan gembira.
Sebab, baju itu didesain dan dijahit sendiri oleh Kak Yuni. Sementara, Desi
sama sekali tidak memiliki kaehlian seperti itu.
Jika
kerudung, Ibu sudah punya koleksi banyak. Kalau parfum? Uh terlalu mahal harga
parfum kesukaan Ibu. Tabungan Desi belum mencukupi. Terus gimana dong? Padahal
saat usia Ibu genap 40 tahun, Desi ingin sekali memberikan kado istimewa. Kado
yang berbeda dari tahun-tahun yang sebelumnya. Apalagi Desi paham benar, Ibu
suka hasil karya anak-anaknya sendiri, bukan barang-barang bagus yang tinggal
membeli di toko. Seperti baju buatan Kak Yuni dulu, Ibu sangat menghargai dan
tak henti memuji sehingga membuat Kak Yuni bertambah semangat untuk belajar
mendesain dan menjahit pakaian.
“kak
Yuni, ulang tahun Ibu kan tinggal besok, Kakaksudah membelikan hadiah?” tanay
Desi.
“belum, Dik, sebab rencananya Kak Yuni dan Ayah
maumembikin nasi kuning saja.memangnya kenapa,kamu sudah membelikan kado buat
Ayah?” balas Kak Yuni sambil menyirami bunga di taman.
“itulah
Kak,Desi lagi bingung, Desi belum menemukan hadiah yang cocok untuk Ibu. Apakah
Kak Yuni puny aide untuk membantu Desi?”.
“Hmm..apa
ya, kakak juga tidak punya ide. Maaf ya Dik, he he he…”
“Uh Kak
Yuni payah deh,”sungut Desi sambil ngeloyor pergi.
Sambil terus berfikir soal kado buat Ibu, Desi
berjalan-jalan ke kebun stroberi di belakang rumah. Sudah banyak buah stroberi
yang matang, sebentar lagi siap panen. Wah besar-besar, merah, dan sangat
ranum. Desi pun memetik beberapa dan memakannya.
“Enak
sekali stroberi ini, manis-manis tetapi ada kecutnya sedikit. Baunya juga
harum,” gumamnya. Tiba-tiba terlintas dipikiran Desi untuk membuat kue
tartdengan taburan stroberi diatasnya. Pasti akan sangat lezat dan menarik. Ya,
Ibu kan paling suka kue yang ada stroberinya? Wah, ide bagus kalau saya membuat
kue tart stroberi untuk Ibu. Hmm …pasti Ibu sangat suka. Apalagi sudah lamaIbu
tidak memakan kue tart stroberi, pikir Desi sembari tersenyum gembira. Ayah terkejut
melihat banyak buah stroberi yang seharusnya baru dipanen tiga hari lagi, tetapi
sudah dipetik Desi.
“Desi
kenapa kamu petik stroberi-stroberi itu? Ini belum waktunya dipanen Nak,
seharusnya kamu meminta izin terlebih dahulu kepada Ayah,” kata Ayah.
“Iya,
Dik, stroberi ini seharusnya jangan dipetikdulu, meskipun memang sudah merah,”
ujar Kak Yunimenambahi.
“Desi
minta maaf, karena tidak meminta izin pada Ibu atau Ayah terlebih dulu. Desi
terlalu barsemangat karena Desi dapat ide memberi hadiah untuk Ibu sepulang
kerja nanti. Desi ingin membuatkan kue stroberi. Kue yang Desi buat sendiri.
Karena itu, Desi buru-buru memetiknya.”
“ Oh, jadi begitu, ya…sudah tidak apa-apa. Tapi lain kali
jangan diulang lagi, ya? Sebagai hukumannya, kamu harus membantu Kak Yuni
mencuci piring. Ayo sekarang,” ujar ibu tampaktidak lagi marah.
“Iya deh.
Tapi habis itu Desi mau mau mulai bikin kuenya, ya.?”
Sehabis
membantu Kak Yuni mencuci piring, Desi langsung memulai membikin kue stroberi,
sementara Ayah dan Kak YUni memasak nasi kuning. Sore telah tiba. Pesta kejutan
untuk Ibu sudah dipersiapkan semua. Kue tart stroberi buatan Desi ditata sangat
apik di meja kecil dan dihiasi bunga-bunga kecil sertalilin. Masakan Ayah dan
Kak Yuni juga telah dihidangkan dengan penuh variasi. Ayah, Kak Yuni, dan Desi
sudah rapid an siap menunggu kedatangan Ibu.
Terdengar
suara derit pintu dibuk.ibu memasuki ruang tamu. Serempak Ayah, Kak Yuni, dan
Desi meneriaki ucapan selamat ulang tahun. Ibu
sangat terkejut dan seketika keletihan diwajahnya sirna, serta merta
berubah ceria. Ayah, Kak Yuni, dan Desi bergantian menyalami dan mencium pipi
Ibu. Juga tak lupa memberikan ucapan doa dan harapan.
“Terimakasih
sekali ya untuk suami dan putri-putri Ibu tercinta. Ibu benar-benar tidak
menduga ini. Kalian memeang pintar membuat kejutan, “kata Ibu dengan mata
berkaca-kaca. Ibu tambah terkesima ketika melihat kue tart bertaburan stoberi
merah kesukaannya di atas meja.
“siapa
yang membuat kue ini? Indah sekali dan sepertinya sangat lezat Ibu jadi ingin
cepat-cepat mencobanya,” kata Ibu gembira.
“Ya,
Ibu, ini kue stoberi khusus untuk Ibu. Stoberi kasih saying, Desi yang puny
aide dan membuatnya untuk Ibu,” jawab Desi.
Ibu tampak sangat terharu.
Dia tak menduga putrid manjanya itu akan memberikan kado istimewa untuknya. Ibu
kemudian meniup lilin dan memotong kuenya. Potongan pertama untuk Ayah, lalu
kak Yuni, dan terakhir untuk Desi.
0 komentar:
Posting Komentar